Kembali ke Al-Quran dan As-Sunnah : Slogan yang menipu

Sering kita mendengar atau membaca slogan ‘kembali ke Al-Quran dan Assunnah’, slogan yang indah didengar dan dibaca yang membuat kita senang mendengarnya.

Dan kita pun bersemangat untuk mengikuti Al-Quran dan Assunnah. Dan dibenak kita langsung mengikuti keduanya tanpa ulama,kyai, habib, ustadz, syekh atau sebutan ulama yang lain. Buat apa mengikuti ulama kalau bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits, begitu pikir kita. Buat apa ikut madzhab kalau bisa langsung ikut Nabi. Benarkah begitu?

Kalau kita mau jujur kita tidak mungkin bisa memahami agama ini tanpa bantuan ulama

Dari kita lahir kita tidak bisa membaca Al-Quran, kita belajar Al-Quran dengan ulama

Kita belajar bahasa Arab, Nahwu shorof , ilmu tafsir dan ilmu2 yang lain melalui ulama

Jadi tidak mungkin kita bisa lepas dari ulama untuk memahami Al-Quran dan Hadits

Untuk mengetahui apakah Hadits ini shahih atau dlaif kita perlu ikut pendapat ulama, siapa yang menshahihkan , Imam Bukhari kah? Imam Muslim kah atau Imam Abu Daud?

Bisakah kita mengecek kedudukan hadits tanpa ikut pendapat ulama?

Kalau kita buka kitab atau buku, ada tulisan bahwa hadits ini shahih, kita percaya, hadits ini dlaif atau lemah kita pun percaya, berarti kita percaya pada ulama yang menshahihkan atau mendlaifkan hadits tersebut.

Itu bukti bahwa kita ikut ulama

Kalau kita langsung membuka Al-Quran dan Hadits tanpa ilmu kita bisa tersesat, itu pasti

Pertanyaannya apakah kita punya ilmu sedemikian luas untuk memahami Al-Quran dan Hadits?

Tidak punya , nah karena kita tidak punya maka kita ikut pada ulama yang bisa memahami kedua pusaka Rasulullah saw yakni Al-Quran dan Hadits

Maka bohong orang yang mengatakan ‘Mari kita kembali ke AlQuran dan Assunnah’ karena tidak mungkin kita bisa kembali ke Al-Quran dan Assunnah tanpa ulama.

Kenapa bohong?

Karena tidak mungkin dan tidak akan mungkin kita kembali kepada Al-Qur’an dan Assunnah secara langsung

Yang kedua karena mereka ingin membohongi kita, sebab maksud mereka mengatakan seperti itu adalah agar kita tidak mengikuti kyai, habib atau ustadz kita, tapi kita diajak untuk mengikuti pengajian mereka mengikuti ustadz mereka mengikuti ulama mereka bahwa maksud ayat Al-Quran ini adalah seperti ini.

Berarti kita digiring untuk mengikuti ulama mereka.

Maka slogan  ‘Mari kita kembali ke AlQuran dan Assunnah’ adalah slogan menipu.

Semoga kita diselamatkan dari faham2 yang menipu Aaamiin…..

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s