
Buat Ayah, Jangan Lewatkan Masa Mengantar Anak ke Sekolah, Karena Itulah Masa Romantis Bersama Anakmu
Tidak sedikit ayah yang punya waktu luang namun menganggap ringan masa mengantar anak sekolah padahal disitulah masa romantis bersama anak
Kita bisa ngobrol dalam perjalanan dengan anak melingkarkan tangannya di perut kita, anak mendekap kita tidak ada jarak, kita bisa ngobrol layaknya teman
Sesampai di sekolah kita, di tempat tunas-tunas bangsa akan tumbuh, akan ada momen romantis berpisah melepas anak yang akan masuk ke kelas.
Anak mencium tangan kita, kita mencium pipi dan kepala anak, anak balas mencium kita, kita bisa memperbaiki tasnya, jilbabnya yang miring, kita bisa tos dulu dan bisa bercanda sebentar.
Hati ayah siapa yang tidak haru saat melepas anak masuk ke kelas, meski mengantar setiap hari rasa haru itu pun selalu menyeruak di hati saat melepas anak mau memasuki kelas.
Tidak hanya ayah anak pun merasakan hal sama ayah, anak merasa haru diantar anak, merasa berat ditinggal ayah, akan terlihat di mata anak rasa tidak ingin ditinggalkan oleh ayah, sehingga setelah cium tangan kita, dia akan dada dengan kita…”dada…” percayalah anak merasakan hal sama
Saya pun menikmati saat melihat anak berjalan melangkahkan kaki mungilnya menuju kelas. Saya pandangi dari belakang sambil berdoa di hati, “Ya Allah jadikanlah anakku anak yang shalih dan berikan dia ilmu yang manfaat”.
Akan ada rasa haru lagi yang menyeruak di hati, anakku sudah besar ya… Saya pandangi sampai anakku hilang dari pandangan karena masuk kelas atau terhalang oleh ramainya keceriaan anak2 yang mau masuk kelas.
Untuk para ayah jangan lewatkan masa romantis dengan anak, saat mengantar anak sekolah, sempatkan waktu meski seminggu sekali meski sebulan sekali.
Karena banyak ayah yang ingin merasakan masa romantis bersama anak namun terkendala waktu yang tidak memungkinkan, sampai ada yang sangking pinginnya mengambil cuti demi pingin mengantar anak sekolah.
Karena mereka paham benar saat anak besar, momen itu tak akan pernah terulang lagi.
Sumber: Mahrizal
Tulisan di atas adalah tulisan asli saya saat saya masih tinggal di jakarta (sekarang tinggal di Bogor)
yang terinspirasi dari tulisan fb yang lain (https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=10155178533038110&id=771323109&ref=bookmarks&_rdc=1&_rdr) kemudian saya rangkai menjadi kalimat di atas
Tulisan di atas dibagikan banyak orang dan sempat dipublish di beberapa blog dan situs.
Karena akun fb saya sebelumnya sudah inactive maka tulisan asli saya di fb tersebut sama tidak dibuka
Oleh karenanya sayang kalau saya tidak punya salinannya, oleh karenanya saya salin di blog ini, karena memang itu tulisan murni saya hasil mikir dari pikiran dan rasa, karena saya nulis dengan perasaan saya sendiri
Saya pula yang ambil foto di sekolah anak saya, MI Al Falah, bahkan saya sempat ketemu ayah di foto tersebut dan minta izinnya, beliau senang hati mengizinkan, ibunya anak yang difoto juga sempet komen dan saya mintai izinnya dan tentu dizinkan karena beliau senang juga anaknya difoto saat sedang cium tangan
Iya memang aku saat memfoto aku sengaja ambil saat sedang bagus2 nya, saat si ayah mencium kepala anaknya, saat anak mencium tangan ayahnya, dan saat ayah memperbaiki kerudung anak perempuannya.
Kenapa aku nulis itu, karena aku benar2 merasakan saat itu betapa berharganya mengantarkan anak, setelah sebelumnya saya tidak bisa mengantar, setelah saya bisa mengantar ternyata luar biasa rasanya, dan setelah saya terbiasa dengan keluarbiasaan ini akhirnya saya tuangkan ke dalam tulisan, membagikan rasa seorang ayah yang mengantar anak ke sekolah, syukur2 bisa menginspirasi lebih banyak lagi ayah2 lain untuk mengantar anak ke sekolah.
Bogor, 9 Juli 2021