Apa itu madzhab

Madzhab ialah pendapat seorang ulama mujtahid
Jika kita bisa beribadah langsung mengikuti Al-Quran dan Hadits , kita meneliti sendiri shahih tidaknya, tahu ilmu2 nya, maka silakan langsung tidak perlu bermadzhab
Namun jika sekiranya tidak bisa maka sebaiknya mengikuti pendapat madzhab tertentu agar selamat
Bagaimana tidak, untuk bisa tahu cara takbiratul ihram saja, ada berapa banyak hadits yang perlu kita buka, baik shahih bukhari, muslim, sunan tirmidzi, sunan baihaqi, sunan abu daud, sunan an nasai dan kitab2 hadits lainnya.
Belum lagi rukunnya wudhu, rukun shalat, akan butuh berapa lama untuk membuka kitab2 hadits
Itupun kalau kita tahu ilmunya, ada segudang ilmu yang harus dikuasai, ilmu nahwu shorof, balaghah, mantiq, asbabul wurud, musthalahul hadits dan ilmu2 lainnya.

Akan efisien kalau kita belajar memakai madzhab, dalam safinatun najah langsung disebutkan :
Rukun wudhu 6 : niat, membasuh muka, membasuh tangan, membasuh kepala, membasuh kaki dan tertib

Rukun wudhu yang 6 adalah hasil rangkuman oleh imam madzhab yang dari berbagai hadits-hadits tentang wudhu yang jumlahnya ribuan yang telah disaring hanya yang shahih

Imam madzhab merinci dari ribuan hadits2, mana yang rukun yang wajib dikerjakan (contoh : membasuh muka) , mana yang sunnah (contoh : berkumur) , mana yang makruh (berlebihan air)

Tanpa perlu kita keriting membuka kitab hadits yang kita belum tentu tahu ilmunya, kita bisa tahu dari kitab madzhab yang mana sumbernya dari Al-Quran, hadits, Ijma’ dan Qiyas

Seperti :
kalau kita mau beli Aqua, pabriknya ada di Bekasi
kalau kita tahu jalannya punya ongkosnya kita bisa ke sana
iya kalau kita tahun jalan dan ada ongkos ke sana
tapi kalau kita tidak tahu jalannya, ongkos ke sana tidak punya
lebih baik kita membeli aqua di warung depan rumah
efektif dan efisien, barangnya sama lagi
ngga capek, ngga kesasar
enak kan

Kita bisa beribadah dengan enak
Tahu rukun, sunnah, makruh dan mana yang membatalkan belajar dari imam madzhab
sama lagi dengan yang ada di Al-Quran dan Hadits, karena imam madzhab bersumber dari dua wasiat rasulullah
tidak repot dan tidak kesasar

Efektif dan efisien

Kalau mau tahu dasarnya, ya ngaji lagi , nanti akan disebutkan dalam kitab2 fiqih tingkat lanjut, seperti syarah Al Muhadzab yang disusun oleh Imam Nawawi, ini lho haditsnya membasuh muka riwayatnya shahih, ini lho hadits takbiratul ihram riyawatnya shahih dan lain sebagainya.

Dan tidak perlu malu untuk mengaku bermadzhab sebab ketidaktahuan kita, sebab ulama2 yang alim hafal ratusan ribu hadits seperti imam nawawi, imam ibnu hajar al asqalani, imam ghazali bahkan imam bukhari pun bermadzhab, yakni madzhab Syafi’i.

8 Muharram 1437 H / 21 Oktober 2015

Mahrizal

Apa itu Barakah

Barakah adalah tambahnya suatu kebaikan

Apabila kita melakukan kebaikan dan ada nilai tambahnya itu lah Barakah
Apa contoh barakah : hidup tenang hati bahagia, kebutuhannya dicukupi oleh Allah, urusannya dimudahkan oleh Allah

Bagaimana cara memperoleh barakah :
Dengan melaksanakan Syariat agama

Orang yang istiqamah melaksanakan syariat hidupnya akan barakah

Dari semua syariat agama, pokok utamanya ialah shalat berjamaah
Orang yang senantiasa shalat berjamaah hidupnya akan barakah
Kepala keluarga yang rajin berjamaah keluarganya akan barakah

Apa parameter barakah : keluarganya sakinah rukun adem ayem, rezeki lancar, baik dengan tetangga, urusan apapun dimudahkan oleh Allah

Syariat agama tidak hanya ibadah hablum minallah atau membina hubungan yang baik kepada Allah tapi syariat juga mengatur hablum minannas atau membina hubungan yang baik kepada manusia.

Diantara yang mengundang keberkahan adalah mengamalkan berbuat baik kepada manusia, terutama orang tua, saudara, dilanjutkan kepada tetangga dari terdekat, teman, dan masyarakat luas

Silaturahim, senyum saat bertemu sesama muslim, berkata yang santun adalah amalan yang mendatangkan keberkahan

Selamat menikmati keberkahan demi keberkahan yang akan datang pada diri kita dan keluarga kita

Apa itu Hari ‘Asyura

Hari Asyura adalah hari kesepuluh bulan Muharram.

Disunnahkan untuk berpuasa pada hari Asyura berdasarkan hadits Rasulullah saat mengetahui orang yahudi berpuasa untuk memperingati diselamatkannya Nabi Musa alaihis salam dari kejaran Fir’aun dan tentaranya.
Kata Rasulullah, “Kami lebih wajib dan lebih layak mengikuti shaum Musa daripada kalian” , hadistnya shahih riwayat Imam Bukhari

jadilah setelah itu hari ‘Asyura disunnahkan berpuasa.

Pahala puasa hari ‘Asyura luar biasa dengan puasa sehari bisa menghapus dosa setahun yang lalu

Dari Abu Qatadah Al Anshari -radhiallahu anhu- dia berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari ‘Asyura`, beliau menjawab: “Ia akan menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah berlalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Karena fadhilahnya besar sayang kalau kita lewatkan, sementara setiap hari kita tidak lepas dari dosa, bertambah hari bertambah banyak dosa kita, merupakan kesempatan yang bagus untuk menghapus tumpukan bukit-bukit dosa setahun lalu

Kalau sampai lewat sayang, tahun depan seandainya kita masih hidup itu adalah lembaran hari asyura tahun depan, lembaran hari asyura tahun ini akan kosong yang tidak akan pernah bisa kita isi selama-lamanya.

mumpung masih ada kesempatan, mumpung masih belum lewat, berazamlah kita untuk melaksanakan puasa asyura tahun ini.

Tahun ini Asyura jatuh pada hari jumat 23 Oktober 2015

Selain puasa asyura kita disunnahkan pula untuk berpuasa Tasu’a
Apa itu hari tasu’a
Tasu’a adalah hari kesembilan bulan Muharram
Saat dikatakan 10 Muharram hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani, Rasulullah bersabda :

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

“Jika datang tahun depan, insyaaAllah kita akan puasa tanggal 9 (Muharram).”

Hikmahnya ialah untuk menyelisihi kaum yahudi dan nasrani

Selain itu Asyura tahun ini jatuh pada hari jumat, yang mana kalau puasa hari jumat sebaiknya ditambahi hari sebelumnya, kamis atau sesudahnya, sabtu. sebab hari jumat adalah sayyidul ayyam atau pemimpin hari, ada yang mengatakan hari jumat layaknya hari raya umat muslim dalam sepekan, karena kenapa ada shalat jumat dan khutbah jumat sebagaimana ada shalat id dan khutbah saat hari raya idul ftri atau idul adha.

Semoga kita diberi taufik untuk mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam

Selamat berpuasa hari Tasu’a dan ‘Asyura

Rabu, 8 Muharram 1437 H , 21 Oktober 2015

Mahrizal

Agar ibadah tetap Semangat

Boleh saya share..

Saya punya 3 tips buat menjaga ibadah biar tetap semangat.

1. Baca Hadits tentang Keutamaan Ibadah
Kalau mau rajin shalat jamaah di awal waktu baca hadits bab tentang keutamaan shalat jamaah di awal waktu
Nanti kita akan termotivasi

Karena iman naik turun biar stabil baca tiap hari
Saya sama istri tiap bada maghrib atau shubuh baca hadits
Tujuannya buat jaga iman, maklum kalau ga tiap hari iman gampang banget turun
Semalam karena ingin shalat tahajud dan bawaannya biasanya malas, bada maghrib baca kitab minahus saniyah bab shalat tahajud
Saya membacakan di depan istri
Hasilnya saya termotivasi dan bisa bangun jam 4 dan membangunkan istri , padahal selama ini malesnya….

Karena mau masuk bulan Ramadhan, biar semangat dari kemarin2 saya dan istri baca hadits tentang keutamaan bulan Ramadhan, dengan begitu saya dan istri semangat menyambut bulan Ramadhan

Kadang saya minta istri gantian membacakan saya mendengarkan. Saya memakai hadits yang ada terjemahnya. kalau haditsnya panjang baca terjemahnya saja sudah cukup buat memotivasi.

Tips kedua : Manfaatkan Media Sosial

Ikuti grup2 di sosial media yang bisa menyemangati ibadah
Punya fb twitter dan instagram, gunakan buat follow akun2 islami
Meski hanya penggalan2 kalimat tapi tiap hari itu sudah cukup buat mengingatkan kita jadi kita masih dalam rel

Pernah suatu ketika bangun malam mau tahajud beratnya…., begitu buka instagram baca grup islami pas ada kalimat tentang mengingatkan tahajud dan keutamaannya, langsung aku bangun mengambil wudhu

Termasuk whatsapp, meski bukan media sosial, kita bisa memanfaatkan
Kalau kita tahu ada grup2 islami yang bagus, minta gabung, di situ akan banyak yang sharing agama, dan ada budaya saling mengingatkan satu sama lain

Tips ketiga : Manfaatkan youtube

Di youtube ada banyak ceramah ulama yang bisa kita ambil manfaatnya.
Tinggal search ulama siapa atau bab apa akan tampil hasil pencariannya
Memang modal kuota, tapi ngga apa2 buat akhirat ini

Saya sering mendengarkan ceramah agama dari youtube malah aku download buat koleksi, tujuannya biar bisa diulang2 kapanpun. Sambil menyetrika baju iseng dengerin ceramah, baju rapi semangat ibadah nambah.

Ngga hanya dari youtube kalau kita tahu ada situs penyedia mp3 ceramah bisa kita download buat didengarkan sewaktu2.

#just share

Buat Para Suami : Bantulah Istri Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga

Banyak suami yang merasa bahwa tugasnya hanya bekerja mencari uang dan seluruh pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan istri sehingga dia enggan untuk membantu istri. Saat melihat rumah berantakan dia langsung menyalahkan istri namun dia sendiri hanya santai2 nonton TV tanpa membantu sama sekali.

Padahal kalau kita lihat perilaku Rasulullah shallalhu alaihi wa sallam di dalam rumah, ternyata beliau biasa membantu pekerjaan rumah tangga

Diriwayatkan dari Al-Aswad bin Yazid, ia berkata: “Aku pernah bertanya pada ‘Aisyah: “Apakah yang biasa dilakukan Rasulullah di dalam rumah? ‘Aisyah menjawab: “Beliau biasa membantu keluarga, apabila mendengar seruan Adzan, ia segera keluar (untuk menunaikan Shalat).” (HR. Muslim)

Siti Asiyah Menceritakan bahwa Rasulullah membantu keluarga.

‘Aisyah Radhiallahu anhum, pernah ditanya: “Apakah yang dilakukan Rasulullah di dalam rumah?” ‘Aisyah menjawab: “Beliau adalah seorang manusia biasa, ia menambal pakaian sendiri, memeras susu dan melayani dirinya sendiri.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Urwah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apa yang diperbuat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu di rumah?”, Aisyah menjawab, “Ia melakukan seperti yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sandalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember.” (H.R. Ibnu Hibban)

Hadits di atas menunjukkan Rasulullah membantu istrinya jika di rumah

Mulai sekarang bantulah istri kita,misal mencuci piring, berapa lama sih mencuci piring ? ada sejam , ngga ada kan

atau menyapu , mengepel, berapa lama sih , ngga lama kan

Bantulah istri kita , kita akan tahu betapa berat dan lelahnya ternyata pekerjaan istri setiap hari

kalau perlu  tiap hari kita ambil bagian misal mencuci piring tiap pagi adalah tugas kita atau menyetrika adalah tugas kita, kita kerjakan kalau malam

Percayalah istri akan senang dan lebih respect ke kita, alangkah bahagianya istri mempunyai suami yang pengertian

Sekali2 kalau kita libur kerja bantulah istri kita, kalau perlu buat istri libur selama sehari, larang dia mengerjakan pekerjaan rumah tangga biar dia merasakan istirahat, kita sebagai suami yang mengerjakan, mencuci piring, menyetrika mengepel dsb

Kita kerja cari uang saja ada libur masa istri ngga ada libur , bener ngga

Kerjakan dengan ikhlas

Kita membantu pekerjaan rumah tangga bukan karena agar istri kita senang dan lebih respect ke kita

bukan pula agar dianggap suami yang baik

Tapi kita membantu pekerjaan rumah tangga adalah kita mengikuti contoh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam

Tuma’ninah : Rukun Shalat Yang Kadang Terabaikan

Thuma’ninah artinya tenang atau diam sejenak dalam shalat. Thuma’ninah termasuk dalam rukun shalat.

Abu Hurairah radliallahu ‘anhu mengatakan:
“Beliau melarangku sujud dengan cepat seperti ayam mematuk, duduk seperti duduknya anjing, dan menoleh-noleh seperti rusa.”
(HR.Ahmad)

Hadits di atas menerangkan bahwa sujud harus dengan tuma’ninah , Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam melarang kita sujud dengan cepat seperti ayam mematuk

Thuma’ninah ada di 4 tempat , yang kesemuanya adalah termasuk rukun shalat:

1. Ruku

2. I’tidal

3.  Sujud

4. Duduk di antara dua sujud

Lamanya tuma’ninah minimal sekira2 membaca Subhanallah

Artinya jika kita Ruku’ maka tenanglah jangan bergerak2 , Apalagi begitu ruku’ langsung I’tidal tanpa tuma’ninah maka tidak sah shalat kita

Begitu pula saat I’tidal maka tenanglah atau tuma’ninah lah, tangan kita jangan bergerak2 atau melambai2 hanya karena turun dari mengangkat tangan takbir Intiqal

Sama halnya Sujud dan Duduk diantara dua sujud, kita harus tuma’ninah atau tenang sesaat , minimal sekira2 lama membaca Subhanallah

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu bahwa beliau pernah melihat ada orang yang tdk menyempurnakan rukuk dan sujud ketika shalat, dan terlalu cepat. Setelah selesai, ditegur oleh Hudzaifah, “Sudah berapa lama anda shalat semacam ini?” Orang ini menjawab: “40 tahun.” Hudzaifah mengatakan: “Engkau tidak dihitung shalat selama 40 tahun.” (karena shalatnya batal). Lanjut Hudzaifah berkata:
وَلَوْ مِتَّ وَأَنْتَ تُصَلِّي هَذِهِ الصَّلَاةَ لَمِتَّ عَلَى غَيْرِ فِطْرَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Jika kamu mati dan model shalatmu masih seperti ini, maka engkau mati bukan di atas fitrah (ajaran) Muhammad shallallahu ‘alaihiwa sallam.” (HR. Ahmad, Bukhari, An-Nasai).

Referensi : Al Mabadiul FIqihiyah

Keutamaan Shalat Dhuha

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

( كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا ، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ ) .

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat Dhuha sebanyak empat (rakaat), kadang beliau menambah sesuai keinginannya.” (Hr. Muslim)

Tidak sedikit yang belum mengetahui fadhilah Shalat Dhuha, padahal shalat Dhuha mempunyai fadhilah yang besar

Dari Abu Dzar radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, ”

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ، وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى  (رواه مسلم، رقم 1181) .

“Pada setiap persendian kalian harus dikeluarkan sedekahnya setiap pagi; Setiap tasbih (membaca subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (membaca Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (membaca Lailaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (membaca Allahu Akbar) adalah sedekah, amar bil ma’ruf adalah sedekah, nahi ‘anil munkar adalah sedekah. Semua itu dapat terpenuhi dengan (shalat) dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha.” (HR. Muslim)

Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,

“Siapa yang shalat Fajar berjamaah, kemudian duduk untuk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian dia shalat dua rakaat, maka baginya bagaikan pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna”((HR. Tirmizi)

Ghibah dan Suka Mencari Kesalahan Orang Lain

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلم يَدْخُل الإيمَانُ قَلْبَهُ ! لاَ تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِيْنَ وَلاَ تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ تَتَبَّعَ اللهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ بَيْتِهِ

“Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya akan tetapi iman belum masuk kedalam hatinya, janganlah kalian menghibahi kaum muslimin, dan janganlah pula mencai-cari aib mereka, sesungguhnya barang siapa yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim maka Allah akan mencari-cari kesalahannya, dan barangsiapa yang Allah mencari-cari kesalahannya maka Allah akan mempermalukannya meskipun ia berada di dalam rumahnya” (HR Abu Dawud)

Ngeri ya ancaman Allah. Mending jangan coba2 deh cari2 kesalahan orang lain. Ngeri Allah kalau sudah tidak suka sama kita dan mempermalukan kita dunia akhirat.

Bagaimana kalau di depan kita ada yang Ghibah

Kalau berani kita ingatkan, sejatinya kita menyelamatkan saudara kita yang sedang ghibah agar tidak dibuka aibnya sama Allah. Mungkin dia khilaf. Dan itu bisa menjadi ladang pahala buat kita :

“Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (Surat Al-‘Ashr:3)

Kalau tidak berani, lebih baik tinggalkanlah mereka yang sedang berghibah, lebih baik menyelamatkan telinga kita agar meminimalkan pertanggung jawaban di akhirat kelak. Dosa kita sudah terlalu banyak.

Dan percayalah  sekali saja kita dengarkan ghibah, setiap kita melihat saudara kita yang dighibahi bawaan kita akan suudzan. Setiap lihat  akan suudzan. Bertambahlah saldo rekening dosa kita. Na’udzubillahi min dzalik

Tidak berani mengingatkan dan meninggalkan karena hanya berdua, Alihkan pembicaraan ke bahasan lain, Cari cara bagaimana agar kita selamat dari dosa ghibah.

Wallahu a’lam

Indahnya Menutupi Aib Saudara Muslim

Rasulullah shallallahu alaihi was sallam bersabda :

مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ.

“Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya.”
(Hr. Al-Bukhari no. 2442 dan Muslim no. 2580 dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, serta Muslim no. 2699 dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu)

Dalam Fadhail Amal  yang disusun Maulana Muhammad Zakaria Al Kandhalawi :

“Abdullah bin Umar r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Pada hari kiamat Allah akan memanggil seorang yang beriman ke sisi-Nya, lalu Allah menutupkan tirai ke kepalanya, sehingga tidak seorang pun yang dapat melihat wajahnya. kemudian Allah akan mengingatkan semua kemaksiatan dan kedzaliman yang pernah dilakukannya, sehingga setiap dosa-dosa itu diakuinya. maka orang itu pun merasa bahwa dia akan binasa karena dosa-dosanya. Kemudian Allah berfirman, “Di dunia Aku telah menutupi aib-aib mu, dan sekarang pun Aku akan menyembunyikan aib-aibmu dan mengampunimu” .
(Fadhail Amal : 512)

Kedua hadits di atas menunjukkan keutamaan menyembunyikan aib seorang muslim yang sejatinya mereka adalah saudara seiman kita.

Tidak perlu kita ceritakan kepada yang lain. Simpan saja rapat2 agar Allah menyembunyikan aib kita di dunia dan di akhirat.

Di Mahkamah Allah yang begitu dahsyat, wajah kita akan ditutupi saat diinterogasi sama Allah agar kita tidak malu dilihat seluruh manusia dengan banyaknya aib kita.

Hukum Bersalaman Dengan Wanita Yang Bukan Mahram

Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ
“Kepala salah seorang ditusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani)

Hadits itu juga diriwayatkan secara mursal. dari hadits Abdullah bin Abi Zakaria Al-Khaza’i. Dia menuturkan: “Rasulullah r bersabda:

َلاَنْيَقْرَعَ الرَّجُلُ قَرْعًا يُخْلِصُ اِلٰى عَظْمِرَ أْسِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ اَنْ تَضَعَ امْرَاَةٌ يَدَهَا عَلٰى رَأْسِهِ لاَتَحِلُّ لَهُ، وَِلاَنْ يَبْرُصَ الرَّجُلُ بَرَصًا حَتّٰى يُخْلِصَ الْبَرَصُ اِلٰى عَظْمِ سَاعِدِهِ لاَتَحِلُّ لَهُ

“Sungguh, jika seseorang dipukul sampai menembus tulang kepalanya adalah lebih baik daripada kepalanya disentuh oleh tangan seorang wanita yang tidak halal baginya. Dan sungguh, seandainya seseorang menderita lepra yang parah hingga menembus tulang lengannya adalah juga lebih baik baginya, daripada ia membiarkan seorang wanita meletakkan langannya ke alas lengannya, padahal wanita itu tidak halal baginya. ”

Kedua hadits di atas menunjukkan ancaman bagi kita, agar jangan menyentuh wanita yang bukan mahram.
Bersalaman termasuk di dalam kategori menyentuh, maka haram hukumnya.
Rasulullah saw sendiri tidak berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram

إِنِّيْ لاَ أُصَافِحُ النِّسَاءَ

“Sesungguhnya aku tidak pernah berjabat tangan dengan wanita.” (HR. Malik 1775, Ahmad 6/357, Ibnu Majah 2874, An-Nasa’i 7/149, dan lainnya)

Bagaimana kalau lebaran
Ngga enak kalau tidak salaman ?
Bagaimana kalau ganti ditanya : Pilih ngga enak sama orang atau ngga enak sama Allah dan Rasulullah.
Kenapa kita perlu memikirkan persepsi orang lain
Biarkan orang lain menganggap kita apa yang penting Allah cinta
kalau Allah cinta maka kan timbul berkah
daripada mengikuti persepsi orang tapi Allah tidak ridho
Ada berapa tangan wanita yang bukan mahram yang kita salami saat lebaran,  kita akan panen dosa kita jika kita melakukan salaman yang bukan mahram
Solusinya
Cukup menelungkupkan kedua tangan di depan dada, kita bukan sombong tapi kita mengikuti perintah Rasulullah shallahu ‘alahi wa sallam
Bagi kita laki-laki, akan lebih baik jika kita langsung  menelungkupkan tangan sebelum mereka menyodorkan tangan, untuk menghindari rasa malu mereka jika sudah tanggung menyodorkan tangan.

Wallahu a’lam

Bagaimana Hukumnya Memejamkan Mata Saat Shalat

Hadits pertama :

“Apabila Shalat, Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam menundukkan kepalanya dan memandang tanah (tempat Sujud)” (HR. Al-Baihaqi dan AL-Hakim)

Dari hadits di atas bisa kita simpulkan Rasulullah saw tidak memejamkan mata dan memandang ke tanah atau tempat sujud nya
Hadits kedua :
Dan imam Al-Bukhari rahimahullah juga telah meriwayatkan dari haditsnya Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ الْآنَ مُنْذُ صَلَّيْتُ لَكُمْ الصَّلَاةَ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ مُمَثَّلَتَيْنِ فِي قِبْلَةِ هَذَا الْجِدَار
“Sungguh aku telah melihat sekarang – sejak aku meng-imami kalian- surga dan neraka digambarkan di kiblat tembok ini..”
(Shahih al-Bukhari 1/150 no.749)
Al-Hafizh ibnu Hajar rahimahullah mengatakan :

وَقَالَ ابْنُ بَطَّالٍ : فِيهِ حُجَّةٌ لِمَالِكٍ فِي أَنَّ نَظَرَ الْمُصَلِّي يَكُونُ إِلَى جِهَةِ الْقِبْلَةِ ، وَقَالَ الشَّافِعِيُّ وَالْكُوفِيُّونَ : يُسْتَحَبُّ لَهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى مَوْضِعِ سُجُودِهِ ؛ لِأَنَّهُ أَقْرَبُ لِلْخُشُوعِ 
 
“Ibnu Bathal rahimahullah mengatakan : “Di dalam hadits (di atas) terdapat hujjah bagi imam Malik rahimahullah bahwa pandangan orang yang sedang shalat dihadapkan ke arah kiblat.”
Dan Imam Asy-Syafi’I rahimahullah serta ulama2 Kufah mengatakan bahwa disukai bagi orang yang shalat untuk melihat ke arah tempat sujudnya karena itu lebih dekat kepada ke-khusyu’an.”
(Fath Al-Bari 2/271)
Al-Hafizh ibnu Rajab rahimahullah mengatakan :
وأما تغميض البصر فِي الصلاة ، فاختلفوا فِيهِ :
فكرهه الأكثرون ، منهم : أبو حنيفة والثوري والليث وأحمد .
قَالَ مُجَاهِد : هُوَ من فعل اليهود .
 
“Adapun memejamkan mata dalam shalat, maka terdapat ikhtilaf dalam hal ini.
Kebanyakan ulama memakruhkannya, diantara mereka ialah : Abu Hanifah rahimahullah, Ats-Tsauri rahimahullah, Al-Laits rahimahullah dan imam Ahmad rahimahullah.
Mujahid rahimahullah mengatakan : “Memejamkan mata itu termasuk perbuatan orang2 Yahudi.”
(Fathul Bari 6/443)
Dengan demikian dalam madzhab Syafi’i makruh hukumnya memejamkan mata saat shalat
Namun bila di depannya ada perkara yang mengganggu misal gambar , lukisan atau yang dapat mengganggu kekhusyu’an maka boleh kita memejamkan mata
Wallahu a’lam

Jangan Berlebihan Air Saat Berwudhu

Wudhu

Wudhu

Pernah ngga sih kita perhatikan saat kita wudhu dan membasuh muka, saat tangan sedang di posisi membasuh muka , air kran turun terjun bebas dan terbuang begitu saja, sayang ngga

Rasulullah shalllahu ‘alaihi wasallam pernah lho menegur salah seorang sahabat yang berwudhu dengan boros.

Untuk itu hendaknya jika kita berwudhu memakai kran, jangan besar2 airnya, kecilkan, agar tidak berlebihan ,

Ulama Fiqih menghukumi makruh berlebihan dalam wudhu

Diantara makruh yang lain ialah membasuh lebih dari tiga kali

Sabda Rasulullah shallallahu alahi wa sallam :

“Suatu ketika datang seorang badui menemui Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya tentan tata cara wudhu. Beliaupun mengajarinya tata cara wudhu 3 kali – 3 kali. kemudian beliau bersabda, “Seperti ini wudhu yang benar. Siapa yang nambahi lebih dari 3, dia telah berbuat salah, melampaui batas, dan bertindak dzalim” (Sunan Turmudzi no 140 dan Musnad Ahmad no 6684).

Yuk mulai sekarang kecilkan kran kita , agar kita terhindar dari makruh berlebihan dalam berwudhu.

Puasa di Bulan Rajab Ada Ko Dalil yang Sanadnya Bagus

Memang tidak dipungkiri keutamaan puasa bulan Rajab banyak yang dhaif bahkan palsu, tapi bukan berarti tidak boleh puasa

Ada ngga sih hadits yang tidak dhaif atau palsu ? ada

Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan Imam Ibnu Majah

عَنْ مُجِيْبَةَ الْبَاهِلِيَّةِ عَنْ أَبِيْهَا أَوْ عَمِّهَا أَنَّهُ :أَتَى رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُُمَّ انْطَلَقَ فَأَتَاهُ بَعْدَ سَنَةٍ وَقَدْ تَغَيَّرَتْ حَالَتُهُ وَهَيْئَتُهُ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَمَا تَعْرِفُنِيْ. قَالَ وَمَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا الْبَاهِلِيِّ الَّذِيْ جِئْتُكَ عَامَ اْلأَوَّلِ قَالَ فَمَا غَيَّرَكَ وَقَدْ كُنْتَ حَسَنَ الْهَيْئَةِ قَالَ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا إِلاَّ بِلَيْلٍ مُنْذُ فَارَقْتُكَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَ عَذَّبْتَ نَفْسَكَ. ثُمَّ قَالَ صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَيَوْمًا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَ زِدْنِيْ فَإِنَّ بِيْ قُوَّةً قَالَ صُمْ يَوْمَيْنِ قَالَ زِدْنِيْ قَالَ صُمْ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ قَالَ زِدْنِيْ قَالَ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ الثَّلاَثَةِ فَضَمَّهَا ثُمَّ أَرْسَلَهَا. رواه أبو داود 2/322

“Dari Mujibah Al-Bahiliah dari ayahnya atau pamannya sesungguhnya ia (ayah atau paman) datang kepada Rasulullah SAW kemudian berpisah dan kemudian datang lagi kepada rasulullah setelah setahun dalam keadaan tubuh yang berubah (kurus), dia berkata : Yaa Rasululallah apakah engkau tidak mengenalku? Rasulullah SAW menjawab : siapa engkau? Dia pun berkata : Aku Al-Bahili yang pernah menemuimu setahun yang lalu. Rasulullah SAW bertanya : apa yang membuatmu berubah sedangkan dulu keadaanmu baik-baik saja (segar-bugar), ia menjawab : aku tidak makan kecuali pada malam hari
(yakni berpuasa) semenjak berpisah denganmu, maka Rasulullah SAW bersabda : mengapa engkau menyiksa dirimu, berpuasalah di bulan sabar dan sehari di setiap bulan, lalu ia berkata : tambah lagi (yaa Rasulallah) sesungguhnya aku masih kuat. Rasulullah SAW berkata : berpuasalah 2 hari (setiap bulan), dia pun berkata : tambah lagi ya Rasulalloh. Rasulullah SAW berkata : berpuasalah 3 hari (setiap bulan), ia pun berkata: tambah lagi (Yaa Rasulallah), Rasulullah SAW bersabda :jika engkau menghendaki berpuasalah engkau di bulan-bulan haram (Rajab, Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah dan Muharrom) dan jika engkau menghendaki maka tinggalkanlah, beliau mengatakan hal itu tiga kali sambil menggemgam 3 jarinya kemudian membukanya.(HR Abu Daud dan Ibnu Majah)

Imam nawawi menjelaskan hadits tersebut.

قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ” إنما أمره بالترك ; لأنه كان يشق عليه إكثار الصوم كما ذكره في أول الحديث . فأما من لم يشق عليه فصوم جميعها فضيلة . المجموع 6/439

“Sabda Rasulullah SAW :
صم من الحرم واترك
“Berpuasalah di bulan haram kemudian tinggalkanlah”
Sesungguhnya nabi saw memerintahkan berbuka kepadaorang tersebut karena dipandang puasa terus- menerus akan memberatkannya dan menjadikan fisiknya berubah. Adapun bagi orang yang tidak merasa berat untuk melakukan puasa, maka berpuasa dibulan Rajab seutuhnya adalah sebuah keutamaan. Majmu’ Syarh Muhadzdzab juz 6 hal. 439

Hadits kedua :

أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ حَكِيْمٍ اْلأَنْصَارِيِّ قَالَ: ” سَأَلْتُ سَعِيْدَ بْنَ جُبَيْرٍعَنْ صَوْمِ رَجَبَ ؟ وَنَحْنُ يَوْمَئِذٍ فِيْ رَجَبَ فَقَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُوْمُ حَتَّى نَقُوْلَ لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُوْلَ لاَ يَصُوْمُ”

“Sesungguhnya Ustman Ibn Hakim Al-Anshori, berkata: “Aku bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa di bulan Rajab dan ketika itu kami memang di bulan Rajab”, maka Sa’id menjawab: “Aku mendengar Ibnu ‘Abbas berkata: “Nabi Muhammad SAW berpuasa (di bulan Rajab) hingga kami katakan beliau tidak pernah berbuka di bulan Rajab, dan beliau juga pernah berbuka di bulan Rajab, hingga kami katakan beliau tidak berpuasa di bulan Rajab.” (HR Muslim)

Dengan hadits ini maka silakan bagi yang ingin berpuasa di bulan Rajab.

Referensi :

http://tengkuzulkarnain.net/index.php/artikel/sorban/fiqih/138/keagungan-bulan-rajab.html

Jangan Like atau Comment Foto Wanita di Media Sosial

Untuk kita para laki2, hendaknya menahan pandangan yang bukan muhrim meski foto di media sosial

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُون

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An Nur : 30)

kita berdosa jika tidak menjaga pandangan

Jangan sampai kita terkagum2 dengan kecantikannya, apalagi sampai memberi komentar
‘cantik ya..’.
‘wah cantiknya….’

wanita pada umumnya senang dipuji
semakin dipuji semakin senanglah dia upload

Tambah dosa lah kita membuat orang senang mengerjakan dosa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim)

Untuk Saudariku Para Muslimah : Jangan Upload Fotomu di Media Sosial

Untuk muslimah, tahukah foto yang kita upload membuat hati laki2 yang melihat menjadi kagum dengan kecantikan kita.

Tidak sedikit yang komentar :

“ih cantik ya…”

“Masya Allah cantiknya…”

Itu hanya gunung es, ada banyak laki2 melihat yang hanya mengagumi di hati.
Sudah disetting para laki2 senang melihat wanita cantik
Allah berfirman dalam Al Qur’an surat An-Nur ayat 30 :
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُون
“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, agar mereka menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
Rasulullah saw bersabda : “Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim)
Kalau laki2 mengagumi kecantikan kita sampai tidak menjaga pandagannya maka berdosalah kita
Dikalikan berapa jumlah laki2 yang melihat , kita akan panen dosa, hanya gara2 upload foto
Belum lagi bila fotonya digunakan tidak semestinya
Diunduh dijadikan foto profil orang lain, bisa dijadikan pemuas nafsu (maaf) onani orang yang maniak suka wanita berjilbab, atau bahkan diedit foto kita dengan tidak senonoh
Dan ini tidak sedikit kejadian seperti ini
Kalau sudah tanggung diupload, maka hapuslah, akan lebih aman bagimu
Simpanlah kecantikan wajahmu untuk orang yang kelak bakal menjadi imammu
Persembahkanlah yang terbaik dari dirimu untuk suamimu seorang.

Sepenggal Kisah Keberkahan Dzikir

Boleh saya bercerita….

Kisah ini terjadi tahun 2009 , saat ekonomi keluarga sedang turun

Suatu waktu saya ngaji di kwitang, siangnya di Masjid saya disuruh mijit Habib Sholeh Condet , sambil mijitin beliau berkata :

Habib Sholeh

Habib Sholeh Condet

“Kalau kamu ada keinginan atau hajat minta sama Allah sungguh2,  baca Surat Al Fatihah 1000 kali atau baca shalawat 10.000 kali , insya Allah hajat kita akan tercapai, Allah akan mengabulkan hajat kita”.

“Iya bib” Kata saya sambil memijit beliau

Sepulang dari ngaji saya cerita kepada istri, cerita tentang ketemu habib Sholeh dan nasehat beliau tentang dzikir bila punya hajat.

“Mi kata habib kalau kita ada keinginan kita Dzikir Alfatihah atau shalawat” kataku menirukan habib Sholeh

Saat itu ekonomi keluarga memang lagi di bawah, sering kali benar2 tidak punya uang untuk belanja harian.

Suatu ketika saya pulang dari kerja, waktu itu kerja di daerah Pondok Gede , istri cerita bahwa hari itu dia lapar tidak memasak karena uang menipis dan akhirnya mengamalkan dzikir Al Fatihah .

“Umi hari ini ngga masak bah, uang umi tinggal 4000” katanya

“Umi laper….” lanjutnya

“Akhirnya umi coba baca dzikir seperti yang diceritain abah, umi berdoa sama Allah agar diberi rezeki ”

Saya mendengar ceritanya dengan seksama

“Tapi umi  tidak sampai 1000 bah, kuatir anam bangun, umi hanya sampai 100”  lanjut istri

Dan apa yang terjadi ?

“Abah tahu ngga apa yang terjadi” tanya istri

saya menggeleng tidak tahu

“Setelah dzikir umi keluar kontrakan, dan tiba2 ibu kontrakan ada di luar rumahnya manggil umi” lanjutnya

“Mba Ihda sini…. ” istri menirukan ibu kontrakan

“Mba Ihda ayo masuk…..” ajak ibu kontrakan

istri pun nurut dan masuk ke rumahnya , dan ternyata….

“Ayo mba ihda makan….” ajaknya

Ternyata sudah ada masakan yang sudah matang disiapkan di rumahnya. Ada nasi , sayur dan lauk pauk yang sudah dihidangkan.

Masya Allah….

Saat itu istri tidak dapat menahan haru di hati . Di saat perutnya lapar karena tidak punya uang untuk belanja  kini di hadapannya sudah ada makanan yang tersedia. Istri hanya tahu beberapa saat sebelumnya dia memegang tasbih di atas hamparan sajadah yang tentunya sambil menahan lapar, tapi luar biasa Allah mendengarnya langsung dan mengabulkannya saat itu juga. Lewat ibu kontrakan yang memasakkan untuknya.

Saya yang malamnya diceritakan pun tidak dapat menahan haru di hati…

Begitulah kalau Allah sudah berkehendak ‘Kun’ pastilah ‘Fayakun’ , kalau sudah berkehendak ‘Jadi’ pastilah akan ‘terjadi’

Saya dan istri berpikir, saat itu Allah sengaja tidak memberi istri rezeki berupa uang tapi memberi makanan yang sudah matang agar istri bisa langsung makan tanpa harus repot2 membelanjakan ke pasar dan memasak terlebih dahulu

Allah memang maha mendengar hamba-Nya yang meminta sungguh2

Gusti Allah boten sare…..

Cerita ini diceritakan kembali oleh istri semalam mengenang kisah keberkahan dzikir 6 tahun yang lalu.

Jakarta, 1 April 2015

4 Hukum Membaca Basmalah

Ada 4 hukum membaca Basmalah , yakni :

1. Wajib : Membaca Basmalah hukumnya wajib pada permulaan Surat Al-Fatihah,

2. Sunnah : Pada seluruh permulaan surat kecuali pada permulaan Al Fatihah dan permulaan Surat At taubah , Atau sunnah juga membaca Basmalah di tengah2 surat selain kedua surat tersebut (Al Fatihah dan At taubah)

3. Haram  : Pada permulaan surat At taubah

4. Mubah  :  saat ditengah2 surat At taubah, Maksudnya apabila ingin membaca Surat Attaubah dari tengah2, kemudian diawali membaca Basmalah maka hukumnya Mubah atau boleh.

Sumber : Kitab Terjemah Hidayatus Shibyan hal 31

Hukum Mim Mati Bertemu Huruf Hijaiyah

Hukum Mim mati bertemu dengan Huruf Hijaiyah ada 3 :

1. Ikhfa Syafawi, Yaitu apabila ada Mim Mati (م) bertemu dengan huruf ba (ب) bacanya dengan samar.

contoh : (احْكُم بَيْنَهُم) (تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ) (وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ)

2. Idgham Mutamatsilain , Yaitu Apabila ada Mim mati (مْ) bertemu dengan Mim (م), maka dibaca mendengung atau seperti membaca Mim rangkap

contoh : (أَم مَنْ) (كَمْ مِن فِئَةٍ)

3. Idzhar syafawi, yaitu apabila ada Mim Mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain huruf Mim (م) dan ba (ب) , cara membacanya dengan jelas

contoh :

(لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) (تَمْسُونَ)

Referensi :

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_mim_mati

Cara Menenangkan Bayi yang Rewel dan Susah Tidur Secara Syar’i

Apabila anak kita menangis dan susah tidur maka ada cara islami untuk menenangkannya :

1.Ambil segelas air dan bacakan di atasnya, caranya dekatkan gelasnya ke mulut kita .

2. Baca Al-fatihah

3. Baca Al Ikhlas , afdal 3 x

4. Baca Al Falaq

5.Baca An Nas

6.Baca Ayat Kursi

7. Tiup air yang ada di gelas

8. Minumkan dan usapkan ke wajanya.

Cara kedua :

  1. Baca Al Fatihah
  2. Baca Al Ikhlas
  3. Baca Al Falaq
  4. Baca Annas
  5. Baca Ayat Kursi
  6. Tiupkan di kedua telapak tangan kita dan meratakan ke wajah dan anggota tubuh yang lain.

Cara ini bisa untuk menenangkan anak yang menangis karena ada gangguan makhluk halus atau bisa juga karena menangis biasa susah tidur

Bisa bayi balita bisa pula anak yang sudah besar bahkan orang dewasa

Ini dikarenakan berkah dari Ayat2 Al-Qur’an yang apabila kita baca akan menenangkan orang yang membaca dan orang yang kita bacakan

Saya biasa mengamalkan cara yang pertama bila anak saya rewel dan alhamdulillah dengan izin Allah anak saya tidak lama kemudian tidak rewel dan tidur.

Berikut saya membuat video di youtube cara menenangkan bayi dan anak yang rewel.

20 Perkara yang Mencegah Rezeki

Ada 20 perkara yang bisa menyebabkan rezeki kita sempit :

  1. Melakukan maksiat
  2. Menyapu dengan kain
  3. Menyapu pada malam hari
  4. Menjahit baju yang sedang dipakai
  5. Tidur dengan telanjang
  6. Kencing dengan telanjang
  7. Menyepelekan makanan yang jatuh dari tempat makan (piring) – walau sebutir nasi
  8. Membiarkan sarang laba2 di dalam rumah -dengan tidak membersihkannya
  9. Menyisir rambut dengan sisir yang cacat
  10. Membaca tulisan di batu nisan – kuburan
  11. Mengusap wajah dengan kain – baju
  12. Membiarkan sampah menumpuk di dalam rumah – tidak membuangnya
  13. Makan dalam keadaan junub – sebelum mandi
  14. Keluar masjid buru2 setelah shalat shubuh – setelah salam langsung keluar tidak berdzikir
  15. Pergi ke pasar sangat pagi2
  16. Keluar dari pasar paling akhir
  17. Membakar bawang putih atau bawang merah
  18. Makan di tengah2 pintu
  19. Tidur di waktu shubuh – atau setelah shalat shubuh
  20. Tidak mendoakan kedua orang tuanya

(Ta’limul Muta’allim)

Keutamaan Ramadhan menurut kitab Durratun Nasihin – Part 3 (habis)

Bismillahirrahmanirrahim…saya akan melanjutkan uraian Keutamaan Ramadhan menurut Durratun Nasihin ini adalah part 3 ,  part yang terakhir

sebelumnya ada part 1 ini di link ini  dan part 2 di link ini,  semoga Allah meridlai pengarang kitabnya yakni Syekh Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy Syakir Alkhaubawiyiyi.

Keutamaan Bulan Ramadhan, hal 18

Dan dari Anas bin Maik Dari Nabi as : “Tidak ada doa kecuali antara dia dan langit ada hijab sehingga dibacakan shalawat atas Nabi as maka apabila dibacakan shalawat atas nabi maka terbuka hijab tersebut dan masuklah doa tersebut dan apabila tidak dilakukan seperti itu maka doanya kembali ”

Dikisahkan sesungguhnya ada seseorang dari orang shalih yang duduk tasyahud dan lupa akan shalawat atas Nabi saw, maka dia melihat Rasulullah di dalam mimpinya maka Beliau saw berdiri dan berkata : kenapa kamu lupa shalawat atasku ?
Maka orang itu menjawab : Ya Rasulullah aku sibuk dengan memuji Allah dan ibadah kepadanya maka aku lupa shalawat atasmu, maka berkata Rasulullah saw : apakah kamu mendengar sabdaku: “amal-amal terhenti dan doa-doa terhalangi sehingga dibacakan shalawat atas ku walau sesungguhnya ada seorang hamba datang pada hari kiamat dengan kebaikan ahli dunia dan tapi tidak ada di dalamnya shalawat atasku maka tertolaklah atasnya kebaikannya dan tidak ada sesuatu yang diterima darinya (Zubdatun)

Dan diriwayatkan sesungguhnya Musa as bermunajat kepada tuhannya dan berkata :” Tuhanku apakah engkau memuliakan seseorang seperti engkau muliakan aku sebagaimana engkau perdengarkan kalam-Mu padaku ? Allah berkata : Wahai Musa sesungguhnya aku mempunyai hamba-hamba yang aku keluarkan di akhir zaman maka aku muliakan mereka dengan bulan Ramadhan dan Aku lebih dekat kepada mereka daripada kamu, Maka sesungguhnya Aku berbicara padamu sedangkan antara Aku dan antara kamu ada seribu hijab maka apabila umat Muhammad puasa dan putih bibirnya dan kuning warnanya maka aku angkat hijab itu saat berbuka, Wahai Musa beruntung bagi orang yang haus tenggorokannya dan lapar perutnya di bulan Ramadhan maka aku tidak membalasnya selain bertemu dengan-Ku”

Baca lebih lanjut

Keutamaan Ramadhan menurut kitab Durratun Nasihin – Part 2

Saya akan meneruskan lanjutan kitab Durratun Nasihin yang kemarin part 1 (link di sini) , sekarang saya beri judul part 2

semoga Allah memberi kesempatan dan kekuatan untuk bisa menuliskan lanjutannya nanti di part 3

Keutamaan Bulan Ramadhan , hal 9

Dan dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi Muhammad saw sesungguhnya Beliau berkata : “Sesungguhnya manusia utama yang bersamaku pada hari kiamat adalah yang paling banyak membaca shalawat padaku”

Dan dari Zaid bin Rafi dari Nabi Muhammad saw : “Barangsiapa yang bershalawat padaku 100 kali pada hari Jumat maka Allah mengampuninya walaupun dosanya sebanyak buih di lautan” (Zubdatul Waidzin)

Riwayat Dari Imam Bukhari hadits dari Abu Hurairah:

(Barangsiapa yang berdiri di bulan Ramadhan) maksudnya adalah menghidupkan malam2 nya dengan ibadah selain Lailatul Qadar yang pasti atau maknanya melaksanakan shalat Tarawih di dalamnya,

(Dengan Iman) maksudnya adalah membenarkan pahalanya

( Dan dengan ihtisab) maksudnya adalah dengan ikhlas

(Maka diampuni apa yang telah lalu dari dosa2 nya) . (~ dalamKitab Masayariq)

Maka sepantasnya bagi orang mukmin untuk menghormati bukan Ramadhan dan menjauhi dari kemungkaran dan menyibukkan dengan ketaatan dari shalat, tasbih, dzikir dan Membaca Al-Qur’an

Allah berkata kepada Musa as : Sesungguhnya aku memberi umat Muhammad dengan dua nur(cahaya) supaya tidak dibahayakan oleh dua kegelapan, Musa berkata : Apakah dua nur itu ya Rabb ? Allah berkata : Nur Ramadhan dan Nur Al-Qur’an, Maka berkata Musa : “Dan apakah dua kegelapan itu ya Rabb ?” Allah berkata : “Kegelapan kubur dan kegelapan hari kiamat” (Durratul Wa’idzin)

Baca lebih lanjut

Keutamaan Ramadhan menurut kitab Durratun Nasihin – Part I

Di dalam kitab Durratun Nasihin banyak dijelaskan tentang keutamaan2 bulan Ramadhan

Di sini saya akan menuliskan sedikit demi sedikit oleh karenanya saya beri judul part I semoga ada part 2 dan seterusnya

Keutamaan Bulan Ramadhan (hal 7)

Dari Nabi saw : Shuhuf Nabi Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan, Taurat bukan pada bulan Ramadhan, Injil pada tanggal tiga belas , Zabur pada tanggal delapan belas Ramadhan dan Al-Qur’an pada tanggal empat belas.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra sesungguhnya Beliau berkata : bersabda Nabi saw :
Celaka laki2, Disebutkan namaku di sisinya tapi dia tidak bershalawat padaku,Celaka laki2 yang di sisinya terdapat kedua orang tuanya atau salah satu darinya tapi dia tidak memenuhi hak2 nya yang dengan sebabnya dia masuk surga, celaka laki2 Ramadhan telah masuk dan sempurna Ramadhannya sebelum dosanya diampuni

Karena Ramadhan adalah bulan rahmat dan ampunan dari Alah ta’ala maka jika Allah tidak mengampuninya di dalam bulan Ramadhan maka dia adalah rugi (Zubdatul waidzin)

Dan diriwayatkan dari Nabi as : Barang siapa yang bershalawat atas ku pada hari Jumat seratus kali maka datang pada hari kiamat bersama cahaya yang jika cahaya tersebut dibagikan diantara seluruh makhluk maka cahaya tersebut akan memenuhinya (Zubdatul waidzin)

Dari Nabi saw : Barangsiapa yang gembira dengan masuknya bulan Ramadhan maka Allah haramkan jasadnya atas neraka

Baca lebih lanjut

Diantara keutamaan Bulan Sya’ban

Di dalam kitab Durratun Nashihin banyak keterangan menghidupkan malam Nishfu sya’ban, diantaranya :

Diriwayatkan  dari ‘Atha bin Yasar ra :
“Tidak ada satu malam setelah lailatul qadar yang lebih mulia dari malam Nishfu sya’ban”

Sebagian Hukama (Ahli hukum) mengatakan :
“Sesungguhnya Bulan Rajab untuk minta ampun dari dosa2, Bulan Sya’ban untuk memperbaiki hati dari keburukan2, Bulan Ramadlan untuk menerangi hati, dan Lailatul qadar untuk mendekat kepada Allah”

Dari Nabi Saw bersabda :
“Keutamaan bulan sya’ban atas seluruh bulan (kecuali Ramadlan) adalah seperti keutamaanku atas seluruh para nabi, dan keutamaan Ramadlan atas seluruh bulan adalah seperti keutamaan Allah atas hamba-Nya”

Nabi Saw bersabda :
“Allah mengangkat  amal-amal  hamba-Nya semuanya di bulan ini”

Nabi bersabda :
“Apakah kalian tahu kenapa disebut bulan Sya’ban? ” para sahabat menjawab “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu” Bersabda Nabi :”Karena sesungguhnya bercabang didalamnya kebaikan yang banyak”

Baca lebih lanjut

Sampaikah hadiah pahala pada si mayit ?

Kira2 sebulan lalu salah satu teman kerjaku bertanya tentang sampai tidaknya hadiah pahala
ayahnya meninggal dan mengadakan tahlilan namun ternyata ada orang yang datang di rumahnya mengatakan
bahwa tahlilan itu tidak perlu hukumnya bid’ah dan pahalanya tidak sampai pada si mayit
orang tersebut adalah ketua DKM di masjid dekat rumahnya

pertanyaannya adalah benarkah bahwa hadiah pahala tidak sampai?

Agar lebih jelasnya akan aku kutipkan penjelasan dari Buya KH. Siradjuddin Abbas mengenai Hadiah pahala di dalam bukunya
40 Masalah Agama jilid 1 hal 195:

Hakikat Hadiah Pahala

Apakah hakikat hadiah pahala itu?
Setiap orang yang muslim yang berakal diberi pahala oleh Tuhan kalau ia mengerjakan sesuatu amal ‘ibadat. Seseorang yang bersedakah atau berderma kepada fakir miskin mendapat pahala atas amalannya itu, seseorang yang memberikan harta waqaf mendapat pahala atas amalannya, seorang yang berpuasa mendapat pahala atas puasanya itu dan begitulah seterusnya. Tentang hal ini umat islam sedunia sepakat mempercayainya. Karena banyak sekali ayat-ayat Qur’an suci dan hadits-hadits Nabi yang menerangkan hal itu.
Diantaranya firman Tuhan :
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan setimbang zarrah(yang kecil) ciscaya ia akan melihat (mendapat) pahalanya”(Az Zalzalah ayat 7).
Ayat ini menyatakan bahwa setiap orang yang mengerjakan kebaikan, walaupun kebaikan itu kecil sebesar debu atau sebesar zarrah niscaya akan diberi Tuhan upah atau pahalanya.

Nah, pahala amala kebaikan yang telah didapat oleh yang mengerjakan dan sudah dalam berada dalam simpanannya, bolehkah dihadiahkannya kepada orang lain, umpamanya kepada ibu bapaknya, kepada karibnya, kepada saudaranya, baik yang telah wafat atau yang masih hidup, adalah bermanfaat kepadanya di akhirat.

Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah beri’tiqad (mempercayai) bahwa hal itu boleh  dilakukan, dan orang yang diberi hadiah pahala itu mendapat pahala di akhirat.

Baca lebih lanjut